Sabtu, 12 Mei 2018

CERITA WAKTU KECIL 1



“WEEK END DIRUMAH NENEK”



 Foto koleksi pribadi th 2007 : gunung lawu dilihat dari sawah dibelakang rumah




Jadi inget dulu waktu masih kecil, aku sering tidur dirumah nenek yang didindingnya terbuat dari bamboo dan lantainya masih tanah. Karena nenek tinggal sendirian kadang kakak-kakakku sering gentian nemenin tidur dirumahnya, tetapi yang paling sering tidur dirumah nenek adalah aku. Nenekku galak suka marah-marah, apapun yang kami kerjakan selalu dianggep salah, nahh…dari situlah aku suka ngeyel/ndableg (bahasa jawa). Tetapi biarpu nenekku tipe-tipe orang yang mudah marah nenek sangat sayang sama cucu-cucunya terutama aku nih yang paling bandel. 



Setiap malam minggu biasanya sepupu-sepupuku pada ngikut tidur dirumah nenekku, karena hari minggu libur sekolah jadi dipuas-puasin malem minggu main sampai malam. Padahal jarak rumah sepupuku jauh, jalan kakai sekitar 5 km dari rumahnya, ada yang 1km tetapi jaman dulu kemana-mana kami memang sering jalan kaki jauh. Biasanya malam minggu itu kami manfaatkan buat tiduran diluar rumah, dengan membawa tikar dan selimut. Waktu itu sekitar tahun 90an jadi listrik belum ada di desa kami, makanya kami sering liat bintang-bintang yang banyak bertebaran di langit.


Kadang kami main kemah-kemahan dengan ngumpulin jarik (kain panjang jawa) dan dibentuk seperti tenda yang ditali dengan tali raffia dengan tongkat dari batang ketela pohon. Kadang kami malah main pocong-pocongan, jadi sepupuku yang paling penakut dan cengeng tu udah pasti nangis kenceng dan teriak-teriak sampai kami kena marah nenekku.


Kalau pagi biasanya nenek masak di pawon (dapur jawa) dengan menggunakan kayu kering, dan kami pun menyapu kebun belakang dan samping rumah nenek. Setelah sampah daun kering terkumpul kami pun membakarnya dan memasukkan ubi didalam tumpukan daun kering itu, setelah kira-kira ubi matang baru kami ambil dengan ranting katu dan kami makan bersama-sama. Setelah masakan nenek matang kamipun makan bersama diruang depan sambil nonton acara kesukaan di Indosiar “sailormoon”.



 Coretan tanganku sendiri

Karena pagi kami kedinginan kamipun nggak mandi, desaku sekitar tahun 90an masih sangat dingin udaranya karena masih banyak pepohonan rindang, dan jarang ada polusi udara. Mungkin waktu itu yang punya sepeda motor 1 desa cuman ada 5 orang, itupun orang kaya yang punya tanah banyak karena kebanyakan masyarakat didesa kami adalah petani jadi mereka lebih sering berjalan kaki atau naik sepeda ontel (sepeda : bahasa Indonesia).


Setelah selesai makan dan mencuci piring kamipun bermain-main sebentar sambil nungguin nenek menyiapkan bekal, kresek (karung) dan arit (sabit : bahasa Indonesia). Setelah nenek selesai berkemas-kemas kami pun ikut nenek pergi ke tegal (ladang), kami berjalan kaki dan jaraknya cukup jauh sekitar 3 km. Kami melewati jalan setapak kecil, pematang sawah, sungai, kreteg (jembatan yang terbuat dari bambu), saluran irigasi air yang hanya bisa dilewati oleh 1 orang (lebarnya sekitar 25cm tempat untuk berjalan kaki, dan dibawahnya adalah sungai, pohon dan sawah yang dalamnya sekitar 15 s.d 20 meter). 

Dalam perjalanan kamipun berlarian sambil bercanda tawa, setiap bertemu bunga atau tumbuhan yang menurut kami aneh dan bagus kami selalu berhenti dulu mengamatinya, terkadang juga kami petik dan dibawa pulang.

Di ladang kamipun masih bermain-main layaknya anak kecil yang masih polos, karena kami belum mengerti kehidupan orang dewasa itu seperti apa. Biasanya nenek memetik gori (nangka), manga, petai, kacang panjang, singkong, daun singkong dan tanaman lainnya yang sekiranya dapat disayur atau di makan. Ketika sudah lapar kamipun makan bekal nasi yang dibawakan oleh nenek, dan setelah nenek selesai kamipun pulang. 

Seperti biasanya setelah pulang dari ladang kami mampir dulu disungai untuk mandi, karena perjaanan ke ladang banyak tumbuhan-tumbuhan yang bikin kulit gatal. Belum lagi kalau menginjak kotoran lingsang (sejenis luwak) atau hewan lain yang bikin kaki kita menjadi gatal. Lelah kami hilang setelah berendam didalam air sungai yang waktu itu masih bersih, dingin dan menyegarka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar